Alamat :

بسم الله الرحمن الرحيم

Majelis Ta’lim

AL-KAAFUUR

الكافور

ان الابراريشربون من كاس كان مزاجها كا فورا    الانسان : ه

DESA PAMULIHAN KECAMATAN PAMULIHAN – SUMEDANG TELP : (022)7911943

Rabu, 13 April 2011

sholat berjamaah bag. 2

قَالَ النَّوَوِيُّ : وَأَوْلَادُ مَنْ تَقَدَّمَتْ هِجْرَتُهُ مِنْ الْمُهَاجِرِينَ أَوْلَى مِنْ أَوْلَادِ مَنْ تَأَخَّرَتْ هِجْرَتُهُ ، وَلَيْسَ فِي الْحَدِيثِ مَا يَدُلُّ عَلَى ذَلِكَ
Imam Nawawi berkata, bahwa anak-anak dari mereka yang lebih dulu hijrahnya, lebih         diutamakan untuk menjadi imam dari pada anak-anak mereka yang hijrahnya lebih akhir.
قَوْله : ( فَأَقْدَمُهُمْ سِنًّا ) أَيْ يُقَدَّمُ فِي الْإِمَامَةِ مَنْ كَبِرَ سِنُّهُ فِي الْإِسْلَامِ ، لِأَنَّ ذَلِكَ
Perkataan Nabi saw fa aqdahum sinnan, berarti bahwa yang lebih diutamakan untuk menjadi imam seseorang yang lebih tua usianya dalam Islam, karena itu keistimewaan yang diberikan kepadanya.
نيل الأوطار - (ج 5 / ص 101)
فَضِيلَةٌ يَرْجَحُ بِهَا ، وَالْمُرَادُ بِقَوْلِهِ : " سِلْمًا " فِي الرِّوَايَةِ الَّتِي ذَكَرَهَا الْمُصَنِّفُ الْإِسْلَامُ ، فَيَكُونُ مَنْ تَقَدَّمَ إسْلَامُهُ أَوْلَى مِمَّنْ تَأَخَّرَ إسْلَامُهُ ،
Maksud perkataan Nabi saw, Islam dalam riwayat yang disebutkan oleh Al Mushonif, ialah Islamnya orang yang lebih dahulu masuk Islam lebih diutamakan daripada orang yang Islamnya belakangan.
وَجَعَلَ الْبَغَوِيّ أَوْلَادَ مَنْ تَقَدَّمَ إسْلَامُهُ أَوْلَى مِنْ أَوْلَادِ مَنْ تَأَخَّرَ إسْلَامُهُ ، وَالْحَدِيثُ لَا يَدُلُّ عَلَيْهِ
Al Baghawi mengutamakan anak-anak dari mereka yang lebih dulu hijrahnya dari anak-anak mereka yang hijrahnya belakangan. Sedangkan dalam hadist tidak terdapat dalil demikian.
قَوْلُهُ : ( وَلَا يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِي سُلْطَانِهِ ) قَالَ النَّوَوِيُّ : مَعْنَاهُ أَنَّ صَاحِبَ الْبَيْتِ وَالْمَجْلِسِ وَإِمَامَ الْمَسْجِدِ أَحَقُّ مِنْ غَيْرِهِ .
Perkataan Nabi saw "Wa la ya ummanna ar rajulu fi sulthonihim "menurut Imam an Nawawi maksudnya adalah tuan rumah dan imam mesjid adalah lebih berhak menjadi imam dari pada yang lainnya .
قَالَ ابْنُ رَسْلَانَ : لِأَنَّهُ مَوْضِعُ سَلْطَنَتِهِ
Ibnu Ruslan berkata bahwa hal itu karena merupakan tempat kekuasaannya .
نيل الأوطار - (ج 5 / ص 101)
وَالظَّاهِرُ أَنَّ الْمُرَادَ بِهِ السُّلْطَانُ الَّذِي إلَيْهِ وِلَايَةُ أُمُورِ النَّاسِ لَا صَاحِبَ الْبَيْتِ وَنَحْوَهُ ، وَيَدُلُّ عَلَى ذَلِكَ مَا فِي رِوَايَةِ أَبِي دَاوُد بِلَفْظِ : { وَلَا يُؤَمُّ الرَّجُلُ فِي بَيْتِهِ وَلَا فِي سُلْطَانِهِ } وَظَاهِرُهُ أَنَّ السُّلْطَانَ مُقَدَّمٌ عَلَى غَيْرِهِ وَإِنْ كَانَ أَكْثَرَ مِنْهُ قُرْآنًا وَفِقْهًا وَوَرَعًا وَفَضْلًا ، فَيَكُونُ كَالْمُخَصِّصِ لِمَا قَبْلَهُ
 Yang jelas, maksud kekuasaan di sini ialah kekuasaan seseorang atas orang lain, bukan tuan rumah dan semisalnya. Ini sesuai dengan hadist yang diriwayatkan Abu Daud yang berbunyi Wa la ya ummu ar rajula fi baiti wa la sulthanihi zhohirna, bahwa orang yang berkuasa di situ  diutamakan untuk menjadi imam, meski yang lainnya lebih banyak hapal al Qur'an, lebih banyak pengetahuannya mengenai  hukum-hukum fiqh, lebih menjaga diri dari maksiat dan subhat, dan lebih. Jadi seolah-olah ia sebagai pentakhsish bagi hadist-hadist terdahulu. 
قَالَ أَصْحَابُ الشَّافِعِيِّ : وَيُقَدَّمُ السُّلْطَانُ أَوْ نَائِبُهُ عَلَى صَاحِبِ الْبَيْتِ وَإِمَامِ الْمَسْجِدِ وَغَيْرِهِمَا لِأَنَّ وِلَايَتَهُ وَسَلْطَنَتَهُ عَامَّةٌ  .
قَالُوا : وَيُسْتَحَبُّ لِصَاحِبِ الْبَيْتِ أَنْ يَأْذَنَ لِمَنْ هُوَ أَفْضَلُ مِنْهُ
Menurut Madzhab Asy syafi'y sebab diutamakannya seorang penguasa atau wakilnya daripada tuan rumah, imam mesjid dll, adalah kekuasaanya bersifat umum. Bagi mereka sebaiknya tuan rumah mengizinkan untuk menjadi imam kepada siapa yang lebih utama darinya.
قَوْلُهُ : ( عَلَى تَكْرِمَتِهِ ) قَالَ النَّوَوِيُّ وَابْنُ رَسْلَانَ : بِفَتْحِ التَّاءِ وَكَسْرِ الرَّاءِ : الْفِرَاشُ وَنَحْوُهُ مِمَّا يُبْسَطُ لِصَاحِبِ الْمَنْزِلِ وَيَخْتَصُّ بِهِ دُونَ أَهْلِهِ ، وَقِيلَ : هِيَ الْوِسَادَةُ وَفِي مَعْنَاهَا السَّرِيرُ وَنَحْوُهُ .
Dalam perkataan Nabi saw "ala takrimatihi " menurut Imam an Nawawi dan Ibnu Ruslan, artinya adalah kasur dan sejenisnya berupa barang yang dihamparkan oleh tuan rumah dan khusus untuknya. Juga dikatakan bahwa itu berarti bantal ataupun dipan dan yang sejenisnya.
Orang yang berhaq di belakang imam.
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَبِيبٍ الْحَارِثِيُّ وَصَالِحُ بْنُ حَاتِمِ بْنِ وَرْدَانَ قَالَا حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنِي خَالِدٌ الْحَذَّاءُ عَنْ أَبِي مَعْشَرٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيَلِنِي مِنْكُمْ أُولُو الْأَحْلَامِ وَالنُّهَى ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثَلَاثًا وَإِيَّاكُمْ وَهَيْشَاتِ الْأَسْوَاقِ
Dari Ibnu Mas'ud, dari nabi saw ia bersabda, dan hendaklah orang-orang yang balik dan sudah pandai di antara kamu, di dekat aku, kemudian orang-orang yang mengiringi mereka, kemudian orang-orang yang mengiringi mereka, dan hindarilah hiruk pikuk pasar.              (HR Muslim)
A.   Imam Memendekkan Sholat
نيل الأوطار - (ج 5 / ص 44)
( عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : { إذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ لِلنَّاسِ فَلْيُخَفِّفْ ، فَإِنَّ فِيهِمْ الضَّعِيفَ وَالسَّقِيمَ وَالْكَبِيرَ .
فَإِذَا صَلَّى لِنَفْسِهِ فَلْيُطَوِّلْ مَا شَاءَ } رَوَاهُ الْجَمَاعَةُ إلَّا ابْنَ مَاجَهْ ، لَكِنَّهُ لَهُ مِنْ حَدِيثِ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي الْعَاصِ ) .
Dari Abu Hurairah sesungguhnya Nabi saw bersabda, apabila salah seorang diantara kamu sholat bagi orang banyak, maka hendaklah dia memendekkan sholatnya, karena di kalangan mereka ada yang lemah, yang sakit dan lanjut usia, namun apabila dia sholat bagi dirinya sendiri maka hendaklah dia memanjangkan sholatnya sekehendaknya.
بَابُ مَا يُؤْمَرُ بِهِ الْإِمَامُ مِنْ التَّخْفِيفِ 1046
نيل الأوطار - (ج 5 / ص 44)
( وَعَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : { إنِّي لَأَدْخُلُ فِي الصَّلَاةِ وَأَنَا أُرِيدُ إطَالَتَهَا فَأَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ فَأَتَجَوَّزُ فِي صَلَاتِي مِمَّا أَعْلَمُ مِنْ شِدَّةِ وَجْدِ أُمِّهِ مِنْ بُكَائِهِ } رَوَاهُ الْجَمَاعَةُ إلَّا أَبَا دَاوُد وَالنَّسَائِيَّ
Dari Anas, dari Nabi saw, beliau bersabda, sesungguhnya aku hendak memasuki sholat dan hendak memanjangkannya, tiba-tiba aku mendengar tangisan anak kecil, lalu aku mempercepat sholatku, karena aku mengetahui betapa ibanya sang ibu terhadap tangisan anaknya itu.
نيل الأوطار - (ج 5 / ص 45)
قَوْلُهُ : ( فَلْيُخَفِّفْ ) قَالَ ابْنُ دَقِيقِ الْعِيدِ : التَّطْوِيلُ وَالتَّخْفِيفُ مِنْ الْأُمُورِ الْإِضَافِيَّةِ ، فَقَدْ يَكُونُ الشَّيْءُ خَفِيفًا بِالنِّسْبَةِ إلَى عَادَةِ قَوْمٍ ، طَوِيلًا بِالنِّسْبَةِ إلَى عَادَةِ آخَرِينَ .
Perkataan hendaklah dia memendekkan : menurut Daqiq al 'Id, masalah memanjangkan dan memendekkan shalat ini sifatnya relatif. Boleh jadi sesuatu dianggap pendek karena sudah merupakan tradisi suatu kaum, dan ia dianggap panjang menurut kebiasaan kaum yang lainnya.
 قَالَ : وَقَوْلُ الْفُقَهَاءِ : لَا يَزِيدُ الْإِمَامُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ عَلَى ثَلَاثِ تَسْبِيحَاتٍ ،
Dia berkata, menurut para fuqoha, janganlah imam melebihkan dari tiga kali tasbih.
نيل الأوطار - (ج 5 / ص 45)
قَوْلُهُ : ( فَإِنَّ فِيهِمْ الضَّعِيفَ وَالسَّقِيمَ وَالْكَبِيرَ ) الْمُرَادُ بِالضَّعِيفِ هُنَا : ضَعِيفُ الْخِلْقَةِ ، وَبِالسَّقِيمِ مَنْ بِهِ مَرَضٌ .
Perkataan beliau karena di kalangan mereka ada yang lemah, yang sakit dan lanjut usia, yang dimaksudkan lemah di sini adalah lemah fisiknya. Maksud orang yang sakit adalah orang yang mempunyai suatu penyakit.
وَفِي رِوَايَةٍ لِلْبُخَارِيِّ : { فَإِنَّ مِنْهُمْ الْمَرِيضَ وَالضَّعِيفَ } وَالْمُرَادُ بِالضَّعِيفِ فِي هَذِهِ الرِّوَايَةِ : ضَعِيفُ الْخِلْقَةِ بِلَا شَكٍّ .
Dalam suatu riwayat Al Bukhari disebutkan, karena sesungguhnya di antara mereka ada yang sakit dan lemah,
وَفِي رِوَايَةٍ لِلْبُخَارِيِّ أَيْضًا عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ : { فَإِنَّ فِيهِمْ الضَّعِيفَ وَالْكَبِيرَ وَذَا الْحَاجَةِ }
juga dalam suatu riwayat dari Imam Bukhari dari Ibnu Mas'ud, disebutkan, karena sesungguhnya di kalangan mereka ada yang lemah, lanjut usia dan mempunyai keperluan,
وَكَذَلِكَ فِي رِوَايَةٍ أُخْرَى لَهُ مِنْ حَدِيثِهِ ، وَالْمُرَادُ بِالضَّعِيفِ فِي هَاتَيْنِ الرِّوَايَتَيْنِ الْمَرِيضُ ، وَيَصِحُّ أَنْ يُرَادَ مَنْ فِيهِ ضَعْفٌ ، وَهُوَ أَعَمُّ مِنْ الْحَاصِلِ بِالْمَرَضِ أَوْ بِنُقْصَانِ الْخِلْقَةِ .
begitu pula dalam suatu riwayat Bukhari dari hadits Ibnu Mas'ud dan yang dimaksudkan orang yang lemah dalam dua riwayat ini adalah orang yang sakit, tapi bisa juga diartikan yang lemah, yang artinya lemah umum dari sekedar orang yang mempunyai penyakit dan cacat fisik,
وَزَادَ مُسْلِمٌ مِنْ وَجْهٍ آخَرَ فِي حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ : " وَالصَّغِيرَ "
 Muslim menambahkan dari jalan lain di dalam hadits Abu hurairah, dan anak kecil,
 وَزَادَ الطَّبَرَانِيُّ مِنْ حَدِيثِ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي الْعَاصِ : " وَالْحَامِلَ وَالْمُرْضِعَ "
At Thobarani menambahkan dari hadtis Utsman bin Abul Ash, dan wanita hamil serta yang menyusui,
وَلَهُ مِنْ حَدِيثِ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ : " وَالْعَابِرَ السَّبِيلِ " .;
bagi At Thobarani dari hadits Ady bin Hatim disebutkan, bagi orang yang dalam perjalanan.
قَوْلُهُ : ( فَأَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ ) فِيهِ جَوَازُ إدْخَالِ الصِّبْيَانِ الْمَسَاجِدَ
Perkataan beliau, aku mendengar tangisan anak kecil, terkandung pengertian diperbolehkan memasukkan anak-anak kecil ke masjid.
قَوْلُهُ : ( فَأَتَجَوَّزُ ) فِيهِ دَلِيلٌ عَلَى مَشْرُوعِيَّةِ الرِّفْقِ بِالْمَأْمُومِينَ وَسَائِرِ الْأَتْبَاعِ وَمُرَاعَاةِ مَصَالِحِهِمْ ، وَدَفْعِ مَا يَشُقُّ عَلَيْهِمْ وَإِنْ كَانَتْ الْمَشَقَّةُ يَسِيرَةً وَإِيثَارُ تَخْفِيفِ الصَّلَاةِ لِلْأَمْرِ يَحْدُثُ
Perkataan beliau, lalu aku mempercepat sholatku, terkandung dalil pensyariatan mengasihi orang-orang yang menjadi makmum dan para pengikut, memperhatikan kemaslahatan mereka, menyingkirkan sesuatu yang menyulitkan mereka, meskipun kesulitan itu kecil, serta memendekkan sholat, yang didasarkan kepada perintah hadits di atas,
نيل الأوطار - (ج 5 / ص 47)
وَأَحَادِيثُ الْبَاب تَدُلُّ عَلَى مَشْرُوعِيَّةِ التَّخْفِيفِ لِلْأَئِمَّةِ وَتَرْكِ التَّطْوِيلِ لِلْعِلَلِ الْمَذْكُورَةِ مِنْ الضَّعْفِ وَالسَّقَمِ وَالْكِبَرِ وَالْحَاجَةِ وَاشْتِغَالِ خَاطِرِ أُمِّ الصَّبِيِّ بِبُكَائِهِ ، وَيَلْحَقُ بِهَا مَا كَانَ فِيهِ مَعْنَاهَا .
Hadits-hadits dalam bab ini menujukkan persyaratan bagi imam agar memendekkan sholat dan tidak memanjangkannya, karena sebab-sebab yang sudah disebutkan tadi, yaitu lemah, sakit, usia lanjut, kesibukan, kebutuhan, rasa iba dengan tangisan anaknya, dan hal-hal lain yang semakna dengan ini,
قَالَ أَبُو عُمَرَ بْنُ عَبْدِ الْبَرِّ : التَّخْفِيفُ لِكُلِّ إمَامٍ أَمْرٌ مُجْمَعٌ عَلَيْهِ ، مَنْدُوبٌ عِنْدَ الْعُلَمَاءِ إلَيْهِ ، إلَّا أَنَّ ذَلِكَ إنَّمَا هُوَ أَقَلُّ الْكَمَالِ .
Abu Umar bin Abdil Barr berkata, sudah ada ijma dan para ulama juga mensunatkannya, bahwa setiap imam diperintahkan untuk memendekkan sholat.
وَقَدْ رُوِيَ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ أَنَّهُ قَالَ : " لَا تُبَغِّضُوا اللَّهَ إلَى عِبَادِهِ ، يُطَوِّلُ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاتِهِ حَتَّى يَشُقَّ عَلَى مَنْ خَلْفَهُ " انْتَهَى
Pernah diriwayatkan dari Umar bin Khothob, ia berkata, janganlah kamu sekalian membuat Allah marah kepada hambanya, karena salah seorang di antara kamu memanjangkan sholatnya, sehingga dia memberatkan orang-orang dibelakangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar