Alamat :

بسم الله الرحمن الرحيم

Majelis Ta’lim

AL-KAAFUUR

الكافور

ان الابراريشربون من كاس كان مزاجها كا فورا    الانسان : ه

DESA PAMULIHAN KECAMATAN PAMULIHAN – SUMEDANG TELP : (022)7911943

Minggu, 24 April 2011

sholat ghoib


الغَيْبُ: مَالاَ يَقَعُ تَحْتَ الْحَوَاسِ وَلاَ تَقْتَضِيْهِ بِدَايَةُ الْعُقُوْلِ وَ إِنَّمَا يُعْلَمُ بِخَبَرِ الْأَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ
Ghaib ialah sesuatu yang tidak terjangkau oleh panca indera, tidak akan dapat disimpulkan oleh ketinggian akal, dan hanya  dapat diketahui melalui kabar-kabar para nabi alahimus salam.
Ghoib
الشَّيْءُ فِي الشَّيْءِ, artinya tersembunyi
اَلْمُسْتَتِرُ , artinya yang tersembunyi
Hukum Sholat Jenazah
حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَوْهَبٍ قَال سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي قَتَادَةَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ بِرَجُلٍ لِيُصَلِّيَ عَلَيْهِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلُّوا عَلَى صَاحِبِكُمْ فَإِنَّ عَلَيْهِ دَيْنًا
Abu Qotadah ra berkata, Rasulullah saw mendatangi Anshar untuk menshalatkannya, nabi saw bersabda, shalatlah kalian atas jenazah kawan kalian ini karena sesungguhnya ia mempunyai hutang.  سنن الترمذى - (ج 4 / ص 337)
حدثنا أبو داود قال حدثنا المثنى بن سعيد عن قتادة عن أبي الطفيل                        عن حذيفة بن اُسَيْدٍ اَنَّ النَبِيَّ صلى الله عليه أَتَاهُ مَوْتُ النَّجِاشِيِّ فَقَالَ اِنَّ اَخَاكُمْ مَاتَ بِغَيْرِ أَرْضِكُمْ فَقُوْ مُوا فَصَلُّوا عَلَيْهِ فَصَفْهُمُ رسول الله صلى الله غليه و سلم خَلْفَهُ وَ صَلَّى عَلَيْهِ
Dari Huzaifah bin Usaid, bahwa nabi saw sampai kepada beliau (berita) kematian Najasyi, sabdanya, sesungguhnya saudara kamu itu telah mati bukan di negeri kamu, berdirilah kamu salatilah dia. Selanjutnya beliau menshafkan mereka (para sahabat) di belakang beliau dan beliau mensholatinya. مسند الطيالسي - (ج 1 / ص 144)
Dari dua hadits di atas dapat kita simpulkan bahwa sholat jenazah itu hukumnya fardhu ain, tetapi karena sholat yang fardhu ain, itu hanya ditetapkan untuk sholat lima waktu, maka status hukum sholat jenazah itu fardhu kifayah.
Fardhu Ain :
مَا طَلَبَ الشَّارِعُ فِعْلُهُ مِنْ كُلِّ فَرْدِ مِنْ أَفْرَدِ الْمُكَلِّفِيْنَ
Sesuatu yang dituntut oleh syar'i (pembuat hukum) untuk melaksanakannya dari setiap pribadi dari pribadi mukallah (subjek hukum) kewajiban ini harus dilaksanakan sendiri dan tidak mungkin dilaksanakan oleh orang lain, umpamanya sholat dan puasa.
Wajib kafai  الواجب الكفاية
ما طلب الشارع فِعْلَهُ مِنْ مَجْمُوْعِ المكلفين لا مِنْ كُلِّ فَرْدٍ مِنْهُمْ
Sesuatu yang dituntut oleh pembuat hukum melakukannya dari sejumlah mukallah dan tidak dari setiap pribadi mukallah. Hal ini berarti bila sebagian atau beberapa  orang mukallaf telah melaksanakan kewajiban dan telah terlaksana apa yang dituntut. maka lepaslah orang lain dari tuntutan itu.
Hukum Sholat Jenazah yang Ghaib
فَاخْتَلَفَ النّاسُ فِي ذَلِكَ عَلَى ثَلَاثَةِ طُرُقٍ
Menyikapi hal ini manusia (ulama) terbagi menjadi tiga kelompok
أَحَدُهَا : أَنّ هَذَا تَشْرِيعٌ مِنْهُ وَسُنّةٌ لِلْأُمّةِ الصّلَاةُ عَلَى كُلّ غَائِبٍ وَهَذَا قَوْلُ الشّافِعِيّ وَأَحْمَدَ فِي إحْدَى الرّوَايَتَيْنِ عَنْهُ
Pertama : Ia adalah syariat dari beliau saw dan sunnah bagi umat untuk melakukan sholat ghaib bagi setiap orang yang meninggal. Pendapat ini dinukil dari Imam Syafei dan Imam Ahmad pada salah satu riwayat dari beliau.
وَقَالَ أَبُو حَنِيفَةَ وَمَالِكٌ : هَذَا خَاصٌّ بِهِ وَلَيْسَ ذَلِكَ لِغَيْرِهِ
Kedua : Abu Hanifah dan Malik berpandangan bahwa perbuatan itu khusus bagi Nabi saw, tidak berlaku bagi selainnya.
زاد المعاد - (ج 1 / ص 500)
وَقَالَ أَبُو حَنِيفَةَ وَمَالِكٌ : هَذَا خَاصٌّ بِهِ وَلَيْسَ ذَلِكَ لِغَيْرِهِ قَالَ أَصْحَابُهُمَا : وَمِنْ الْجَائِزِ أَنْ يَكُونَ رُفِعَ لَهُ سَرِيرُهُ فَصَلَّى عَلَيْهِ وَهُوَ يَرَى صَلَاتَهُ عَلَى الْحَاضِرِ الْمُشَاهِدِ وَإِنْ كَانَ عَلَى مَسَافَةٍ مِنْ الْبُعْدِ
Para sahabat kami berkata, mungkin saja usungan Najasyi diangkat kehadapan Nabi saw maka beliau saw mensholatinya sambil melihat Najasyi sama seperti ketika mensholati jenazah yang tampak oleh mata, meski jaraknya sangat jauh.
وَالصّحَابَةُ وَإِنْ لَمْ يَرَوْهُ فَهُمْ تَابِعُونَ لِلنّبِيّ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ فِي الصّلَاةِ . قَالُوا : وَيَدُلّ عَلَى هَذَا أَنّهُ لَمْ يُنْقَلْ عَنْهُ أَنّهُ كَانَ يُصَلّي عَلَى كُلّ الْغَائِبِينَ غَيْرَهُ وَتَرْكُهُ سُنّةٌ كَمَا أَنّ فِعْلَهُ سُنّةٌ
Para shohabat meski tidak melihatnya namun mereka mengikuti nabi saw dalam sholat. Mereka berkata pula, memperkuat pandangan ini bahwa telah dinukil dari beliau saw mensholati setiap orang yang mati di tempat lain (ghoib) selain An Najasyi. Sikap beliau saw meninggalkan sesuatu adalah sunnah sebagaimana perbuatannya juga adalah sunnah,
وَلَا سَبِيلَ لِأَحَدٍ بَعْدَهُ إلَى أَنْ يُعَايِنَ سَرِيرَ الْمَيّتِ مِنْ الْمَسَافَةِ الْبَعِيدَةِ وَيُرْفَعُ لَهُ حَتّى يُصَلّيَ عَلَيْهِ فَعُلِمَ أَنّ ذَلِكَ مَخْصُوصٌ بِهِ
tidak akan ada jalan bagi seorang pun sesudah beliau saw untuk melihat usungan mayat di tempat sangat jauh, di mana usungan itu diangkat kehadapannya dan dia mensholatinya, dari sini diketahui perbuatan itu khusus bagi Nabi saw.
وَقَدْ رُوِيَ عَنْهُ أَنّهُ صَلّى [ ص 501 ] مُعَاوِيَةَ بْنِ مُعَاوِيَةَ اللّيْثِيّ وَهُوَ غَائِبٌ
Diriwayatkan juga beliau saw melakukan sholat ghaib terhadap Muawiyah Al Laitsi.                     زاد المعاد - (ج        1 / ص 500)
وَقَالَ شَيْخُ الْإِسْلَامِ ابْنُ تَيْمِيّةَ : الصَّوَابُ أَنّ الْغَائِبَ إنْ مَاتَ بِبَلَدٍ لَمْ يُصَلِّ عَلَيْهِ فِيهِ صُلِّيَ عَلَيْهِ صَلَاةَ الْغَائِبِ كَمَا صَلّى النّبِيّ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ عَلَى النّجَاشِيّ لِأَنّهُ مَاتَ بَيْنَ الْكُفّارِ وَلَمْ يُصَلّ عَلَيْهِ
Ketiga : Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, pendapat yang benar jika mayat ghaib itu berada di negeri yang ia belum disholati padanya, maka dilakukannya untuknya sholat ghaib, sebagaimana Nabi saw melakukan sholat ghaib atas jenazah An Najasyi yang meninggal di negeri kafir dan jenazahnya belum disholati.
وَإِنْ صُلِّيَ عَلَيْهِ حَيْثُ مَاتَ لَمْ يُصَلّ عَلَيْهِ صَلَاةَ الْغَائِبِ لِأَنَّ الْفَرْضَ قَدْ سَقَطَ بِصَلَاةِ الْمُسْلِمِينَ عَلَيْهِ وَالنّبِيّ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ صَلّى عَلَى الْغَائِبِ وَتَرَكَهُ وَفِعْلُهُ وَتَرْكُهُ سُنّةٌ وَهَذَا لَهُ مَوْضِعٌ وَهَذَا لَهُ مَوْضِعٌ وَاَللّهُ أَعْلَمُ
Adapun bila mayat telah disholati di tempatnya berada, maka tidak perlu atasnya dilakukan sholat ghaib, karena kewajiban telah gugur setelah sebagian kaum muslimin mensholatinya. Nabi saw pernah sholat ghaib dan pernah pula meninggalkannya. Sikap beliau saw yang meninggalkan dan melakukan itu adalah sunnah, namun masing-masing ditempatkan pada posisi yang tepat . زاد المعاد - (ج 1 / ص 500)
Dalil :
2247 - حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَعَى لِلنَّاسِ النَّجَاشِىَ فِى الْيَوْمِ الَّذِى مَاتَ فِيهِ فَخَرَجَ بِهِمْ إِلَى الْمُصَلَّى وَكَبَّرَ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra ia berkata, Bahwa Rasulullah saw mengumumkan kepada orang ramai mengenai kematian Raja Najasyi. Kemudian beliau keluar menuju ke tempat sholat bersama kaum muslimin dan mendirikan sholat jenazah dengan bertakbir sebanyak empat kali. صحيح مسلم - (ج 3 / ص 54)
الْمُصَلَّى tempat sholat yang dituju adalah, di daerah perkuburan Al Baqi.
7282- أَخْبَرَنَا أَبُو مُحَمَّدٍ : عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ مِنْ أَصْلِ كِتَابِهِ أَخْبَرَنَا أَبُو سَعِيدِ ابْنُ الأَعْرَابِىِّ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ الزَّعْفَرَانِىُّ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا الْعَلاَءُ أَبُو مُحَمَّدٍ الثَّقَفِىُّ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ قَالَ : كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِتَبُوكَ فَطَلَعَتِ الشَّمْسَ بِضِيَاءٍ وَشُعَاعٍ وَنُورٍ لَمْ أَرَهَا طَلَعَتْ فِيمَا مَضَى فَأَتَى جِبْرِيْلُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ :« يَا جِبْرِيلُ مَا لِى أَرَى الشَّمْسَ الْيَوْمَ طَلَعَتْ بِضِيَاءٍ وَنُورٍ وَشُعَاعٍ لَمْ أَرَهَا طَلَعَتْ فِيمَا مَضَى ». فَقَالَ : ذَاكَ أَنَّ مُعَاوِيَةَ بْنَ مُعَاوِيَةَ اللَّيْثِىَّ مَاتَ بِالْمَدِينَةِ الْيَوْمَ فَبَعَثَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَيْهِ سَبْعِينَ أَلْفَ مَلَكٍ يُصَلُّونَ عَلَيْهِ. قَالَ :« وَفِيمَ ذَاكَ؟ قَالَ : كَانَ يُكْثِرُ قِرَاءَةَ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِوفِى مَمْشَاهُ وَقِيَامِهِ وَقُعُودِهِ. فَهَلْ لَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْ أَقْبِضَ لَكَ الأَرْضَ فَتُصَلِّىَ عَلَيْهِ قَالَ :« نَعَمْ ». فَصَلَّى عَلَيْهِ ، ثُمَّ رَجَعَ.
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ishak al Masih, telah menceritakan kepada kami Yazib bin Harun, dari Al 'ala bin Muhammad As Saqofi, ia berkata, kami telah mendengar Anas bin Malik berkata, kami bersama Rasulullah saw pada perang tabuk, kemudian tiba-tiba matahari terbit dengan sinar yang kuat dan cahayanya belum pernah kami lihat sebelumnya. Kemudian datanglah Jibril kepada Nabi saw, kemudian nabi berkata, Ya Jibril mengapa aku melihat cahaya matahari pada hari ini begitu bersinar dan bercahaya dengan terangnya. Aku belum pernah melihat hal ini sebelumnya. Kemudian Jibril menjawab, hal ini disebabkan Muawiyah bin Muawiyah mati pada hari ini di Madinah. Allah mengutus baginya tujuh ribu seribu malaikat untuk menyolatinya, kemudian Rasulullah saw bertanya mengapa bisa begitu ? Jibril menjawab karena Muawiyah bin Muawiyah banyak membaca surat Al Ikhlas baik itu pada malam hari atau siang hari atau dalam perjalanan atau ketika berdirinya atau duduknya. Tidak kah engkau mengumpulkan orang di lapangan untuk menyolatkannya ya Rasulullah ? Kemudian Rasulullah saw bersabda "Ya"فَصَلَّى عَلَيْهِ  aku akan menyolatinya dan kemudian pulang. سنن البيهقى - ج 2 / ص 259
Kritik Hadits  
Menurut Imam Ali Al Madini Al 'ala bin Muhammad As Saqofi ia itu Yado'ul Hadits (pemalsu), Imam Bukhari mengatakan ia adalah Munkarul Hadits.
Ibnu Qoyyim berkata :
وَلَمْ يَكُنْ مِنْ هَدْيِهِ وَسُنّتِهِ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ الصّلَاةُ عَلَى كُلّ مَيّتٍ غَائِبٍ . فَقَدْ مَاتَ خَلْقٌ كَثِيرٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ وَهُمْ غُيّبٌ فَلَمْ يُصَلّ عَلَيْهِمْ
Bukan menjadi petunjuk dan sunnah beliau saw mensholati setiap jenazah yang ghaib. Tercatat sejumlah besar kaum muslimin meninggal di tempat jauh dan  beliau saw tidak mensholatkan mereka.  زاد المعاد - (ج 1 / ص 500)
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa sholat ghaib  itu dilakukan jika orang yang mati itu berada di suatu negeri yang tidak ada orang yang menyolatkannya di negeri itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar