Alamat :

بسم الله الرحمن الرحيم

Majelis Ta’lim

AL-KAAFUUR

الكافور

ان الابراريشربون من كاس كان مزاجها كا فورا    الانسان : ه

DESA PAMULIHAN KECAMATAN PAMULIHAN – SUMEDANG TELP : (022)7911943

Minggu, 24 April 2011

sholat sunnat tasbih

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْحَكَمِ النَّيْسَابُورِيُّ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ حَدَّثَنَا الْحَكَمُ بْنُ أَبَانَ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِلْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ
Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Bisri bin Hakim An Naisaburi, telah menceritakan kepada kami Musa bin Abdul Aziz dan telah menceritakan kepada kami Al Hakam bin Aban dari Ikrimah dari  Ibnu Abbas bahwa sesungguhya Rasulullah bersabda kepada Abbas bin Abdul Muthalib :
يَا عَبَّاسُ يَا عَمَّاهُ أَلَا أُعْطِيكَ أَلَا أَمْنَحُكَ أَلَا أَحْبُوكَ أَلَا أَفْعَلُ بِكَ عَشْرَ خِصَالٍ إِذَا أَنْتَ فَعَلْتَ ذَلِكَ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ ذَنْبَكَ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ قَدِيمَهُ وَحَدِيثَهُ خَطَأَهُ وَعَمْدَهُ صَغِيرَهُ وَكَبِيرَهُ سِرَّهُ وَعَلَانِيَتَهُ
Wahai Abbas, wahai pamanku sukakah paman kuberi, kukaruniai, kuberi hadiah istimewa, kuajari sepuluh macam perbuatan yang dapat menghapuskan sepuluh macam dosa. Jika paman mengerjakan itu, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa paman, baik yang awal dan akhir, yang lama dan yang baru, yang tanpa sengaja, maupun yang sengaja, yang kecil dan yang besar, yang sembunyi dan yang terang-terangan.
عَشْرَ خِصَالٍ أَنْ تُصَلِّيَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَسُورَةً فَإِذَا فَرَغْتَ مِنْ الْقِرَاءَةِ فِي أَوَّلِ رَكْعَةٍ وَأَنْتَ قَائِمٌ قُلْتَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
Sepuluh kelakuan itu ialah sholat empat rakaat, tiap rakaat membaca Al Fatihah dan surat. Selesai membaca itu dalam rakaat pertama lalu bacalah di kala masih berdiri :  سُبْحَانَ اللَّهِ
 وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ  
خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً ثُمَّ تَرْكَعُ فَتَقُولُهَا وَأَنْتَ رَاكِعٌ عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنْ الرُّكُوعِ فَتَقُولُهَا عَشْرًا
lima belas kali, kemudian rukuk, dan dalam rukuk ini membaca seperti di atas sepuluh kali, i'tidal dari rukuk dan baca lagi sepuluh kali,
ثُمَّ تَهْوِي سَاجِدًا فَتَقُولُهَا وَأَنْتَ سَاجِدٌ عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنْ السُّجُودِ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَسْجُدُ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ فَتَقُولُهَا عَشْرًا
turun untuk mengerjakan sujud dan baca lagi sepuluh kali, angkat kepala dari sujud dan baca pula sepuluh kali, sujud lagi dan baca pula sepuluh kali, angkat kepala dari sujud (sebelum berdiri) dan di waktu duduk membaca itu pula sepuluh kali.
فَذَلِكَ خَمْسٌ وَسَبْعُونَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ تَفْعَلُ ذَلِكَ فِي أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ إِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ تُصَلِّيَهَا فِي كُلِّ يَوْمٍ مَرَّةً فَافْعَلْ فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي كُلِّ شَهْرٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي كُلِّ سَنَةٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي عُمُرِكَ مَرَّةً
Jadi jumlahnya ada tujuh puluh lima kali dalam setiap rakaat itu. Jikalau dapat mengerjakan sekali dalam sehari, kerjakanlah, jikalau tidak dapat, boleh tiap Jumat sekali, kalau tidak dapat pula bolehlah setahun sekali, dan kalau masih tidak dapat juga, maka sekali dalam seumur hidup pun boleh. سنن أبي داود , ج1,ص483,الكتاب : الصلاة , الباب: صلاة التسبيح , رقم الحديث : 1297






Susunan Sanad Hadits
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
ابْنِ عَبَّاسٍ                                      
عِكْرِمَة                              
               
الْحَكَمُ بْنُ أَبَانَ                             

مُوسَى بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ                          

عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْحَكَمِ النَّيْسَابُورِيُّ
 

أبو داود                        
Penilaian terhadap rawi
الْحَكَمُ بْنُ أَبَانَ
Ibnu Hibban berkata , kadang-kadang ia salah dalam meriwayatkan.
Ibnu Khuzaimah bekomentar, ahli hadits mempersoalkan tentang berhujjah tentang hadits yang diriwayatkannya. (Lihat Tahdzibut Tahdzib, II : 375)
مُوسَى بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ
Ibnu Hibban mengatakan kadang-kadang ia suka salah.
Ibnul Madani mengatakan, ia rawi yang dhoif
Abu Fadl As Sulaimani mengatakan, ia rawi yang munkarul hadits (Lilhat Mizanul I'tidal IV : 8893 : 313)
Dengan demikian hadits tentang sholat tasbih itu lemah (Dho'if.)
Pendapat para Imam tentang hadits sholat tasbih, diantaranya sebagai berikut :
1.    Imam At Tirmidzi berkata,
وَقَدْ رُوِىَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- غَيْرُ حَدِيثٍ فِى صَلاَةِ التَّسْبِيحِ وَلاَ يَصِحُّ مِنْهُ كَبِيرُ شَىْءٍ.
Tentang sholat tasbih, hadits yang diriwayatkan dari nabi saw tidak hanya satu, tetapi tidak ada satupun yang shahih. سنن الترمذى - (ج 2 / ص 335)
2.    Abu Bakar Ibnu Arabiy berkata,
وَقَالَ أَبُو بَكْرٍ بْنُ الْعَرَبِيِّ : لَيْسَ فِيهَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ وَلَا حَسَنٌ وَبَالَغَ اِبْنُ الْجَوْزِيِّ فَذَكَرَهُ فِي الْمَوْضُوعَاتِ
Hadits sholat tasbih tidak ada satu pun yang shohih, juga yang hassan. Ibnu Jauzy sangat keras penilaiannya, ia menyatakan, termasuk hadits-hadits maudhu (palsu). تحفة الأحوذي - (ج 2 / ص 17)
3.    Imam Nawawiy berkata, haditsnya dhoif, dan memandang baik sholat tersebut perlu diteliti, sebab padanya ada perubahan bentuk sholat dari yang telah ma'ruf dan haditsnya dhoif. Maka selayaknya sholat itu tidak dikerjakan. (Tuhfat Al Ahwadziy 2 : 598)

تحفة الأحوذي - (ج 2 / ص 17)
وَقَالَ أَبُو جَعْفَرٍ الْعَقِيلِيُّ : لَيْسَ فِي صَلَاةِ التَّسْبِيحِ حَدِيثٌ يَثْبُتُ
Imam Abu Ja'far Al 'Aqilii, berkata, tidak ada hadits dalam sholat tasbih yang kuat.
Ibnu Hajar Al Asqoloni berkomentar :
والحقُّ أَنَّ طُرُقَهُ كُلَّهَا ضَعِيْفَةٌ
Yang benar semua jalan yang meriwayatkan hadits sholat tasbih adalah dhoif.
Kesimpulan:
Dengan demikian hadits tentang sholat tasbih itu lemah (dho'if), tidak dapat diamalkan. Jika mengamalkannya berarti mengamalkan perbuatan bid'ah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar