Alamat :

بسم الله الرحمن الرحيم

Majelis Ta’lim

AL-KAAFUUR

الكافور

ان الابراريشربون من كاس كان مزاجها كا فورا    الانسان : ه

DESA PAMULIHAN KECAMATAN PAMULIHAN – SUMEDANG TELP : (022)7911943

Selasa, 12 April 2011

Bab Sholat

Doa Setelah Sholat Wajib
Pertama
حَدَّثَنَا دَاوُدُ بْنُ رُشَيْدٍ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ عَنْ الْأَوْزَاعِيِّ عَنْ أَبِي عَمَّارٍ اسْمُهُ شَدَّادُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا وَقَالَ اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Dari Tsauban ia berkata, Rasulullah saw apabila selesai dari sholatnya, beristighfar tiga kali dan mengucapkan doa Allahhumma antassalam wa minkassalam tabaarakta ya zal jalaali wal ikrom (Ya Allah engkaulah yang maha selamat dan hanya dari engkaulah keselamatan, Mahabarokah engkau wahai pemilik kegagahan dan kemulian). (HR Muslim)

Kedua
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
Al Mughiroh Ibnu Syu'bah berkata, Rasulullah saw berucap setiap sholat wajib La ilaha illallahu wahda hula syarikala lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli say in qodir, allahumma laa maa ni'a lima aqthoiyta wa la muqthiyu limaa ma manaqta wa laa yanfa'u zal jaddi minkal jad     (Tiada tuhan yang haq disembah selain Allah yang esa yang tiada sekutu baginya. Miliknyalah kerajaan dan pujian, dan dia Maha kuasa atas segala sesuatu. Tiada penghalang atas apa yang engkau berikan dan tiada pemberi atas apa yang engkau halangi serta tidak bermanfaat bagi pemilik kemulian dari siksamu). (HR Bukhari)
Ketiga
حَدَّثَنِي عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ بَيَانٍ الْوَاسِطِيُّ أَخْبَرَنَا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِي عُبَيْدٍ الْمَذْحِجِيِّ قَالَ مُسْلِم أَبُو عُبَيْدٍ مَوْلَى سُلَيْمَانَ بْنِ عَبْدِ الْمَلِكِ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ اللَّيْثِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
Dari Abu Hurairah Ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, Barang siapa bertasbih kepada Allah setelah selesai sholat 33 kali, bertahmid 33 kali, dan bertakbir 33 kali, maka jumlahnya 99 kali kemudian ia  melengkapinya menjadi seratus dengan mengucapkan La ilaha illallahu wahda hula syariikalah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syain qodir (Tiada tuhan yang hak disembah kecuali Allah dan tiada sekutu bagi-Nya. Miliknyalah segala kerajaan dan pujian, dan dia maha kuasa atas segala sesuatu), maka pasti akan diampunilah dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan. (HR Muslim)
Keempat
Membaca doa sesuai yang diingini.
حَدَّثَنَا هَاشِمٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي ابْنَ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ أَبِي عَمْرٍو عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ

 Qunut
            Qunut dari segi bahasa berasal dari   قَنَتَ – يَقْنُتُ– قُنُوْتًا , artinya merendahkan diri, taat, patuh, tunduk. فتح الباري لابن حجر - (ج 3 / ص 435)
Ibnu Arabi menyebutkan bahwa kata qunut mempunyai sepuluh arti. Al Hafidz Zainuddin Al Iraqi telah menyusunnya dalam syair,
وَلَفْظُ الْقُنُوتِ اَعْدَدُ مَعَانِيْهِ تَجِدُ مَزِيدًا عَلَى عَشْرِ مَعَانِيَ مَرْضِيَّهُ دُعَاءٌ خُشُوعٌ وَالْعِبَادَةُ طَاعَةٌ إِقَامَتهَا إِقْرَارُهُ بِالْعُبُودِيَّه سُكُوتُ صَلَاةٌ وَالْقِيَامُ وَطُولُهُ كَذَاكَ دَوَامُ طَاعَةِ الرَّابِحُ الْقُنْيَه
Jumlah lafadz makna dalam qunut kamu dapatkan lebih dari sepuluh makna, (yaitu) doa, khusyu, ibadah, taat. Melaksanakannya termasuk pengakuan akan penghambaan, diam, sholat, berdiri, lama berdiri. Demikian juga selalu taat, dan untung yang diperoleh.
            Qunut dari segi syar'i berarti doa yang dipanjatkan pada waktu adanya nazilat (musibah yang menimpa kaum muslimin) atau mendoakan kebaikan atau keburukan  kepada seseorang atau suatu kaum  dan di akukan pada rakaat terakhir setelah bangkit dari ruku, sesudah membaca sami'allahu liman hamidah, pada setiap sholat fardhu.
1002 - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ قَالَ حَدَّثَنَا عَاصِمٌ قَالَ سَأَلْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ عَنِ الْقُنُوتِ . فَقَالَ قَدْ كَانَ الْقُنُوتُ . قُلْتُ قَبْلَ الرُّكُوعِ أَوْ بَعْدَهُ قَالَ قَبْلَهُ . قَالَ فَإِنَّ فُلاَنًا أَخْبَرَنِى عَنْكَ أَنَّكَ قُلْتَ بَعْدَ الرُّكُوعِ .
Dari Ahim, dia berkata, Aku bertanya tentang qunut kepada Anas bin Malik, dia menjawab, Rasulullah saw telah melakukannya, lalu aku kembali bertanya, beliau  melakukannya sesudah atau sebelum rukuk? Sebelum rukuk jawabnya. Aku berkata kepadanya, seseorang memberitahukan kepadaku darimu bahwa engkau menyatakan setelah rukuk,
 فَقَالَ كَذَبَ ،
إِنَّمَا قَنَتَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - بَعْدَ الرُّكُوعِ شَهْرًا - أُرَاهُ - كَانَ بَعَثَ قَوْمًا يُقَالُ لَهُمُ الْقُرَّاءُ زُهَاءَ سَبْعِينَ رَجُلاً إِلَى قَوْمٍ مِنَ الْمُشْرِكِينَ دُونَ أُولَئِكَ ،
Orang tersebut dusta, jawabnya, lalu Anas melanjutkan, Rasululullah saw melakukan setelah rukuk, selama satu bulan penuh. Dia bercerita aku melihat beliau mengutus 70 orang yang di juluki dengan Qurra (penghafal Al Qur'an) kepada kaum musyirik yang berjumlah kurang dari 70.
وَكَانَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - عَهْدٌ فَقَنَتَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - شَهْرًا يَدْعُو عَلَيْهِمْ
Dan di antara mereka dan Rasulullah saw telah disepakati suatu perjanjian (damai) oleh karena itu Rasulullah saw melakukan qunut satu bulan penuh untuk mendokan mereka. صحيح البخارى - (ج 4 / ص 179)
4088 - حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ عَنْ أَنَسٍ - رضى الله عنه - قَالَ بَعَثَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - سَبْعِينَ رَجُلاً لِحَاجَةٍ يُقَالُ لَهُمُ الْقُرَّاءُ ، فَعَرَضَ لَهُمْ حَيَّانِ مِنْ بَنِى سُلَيْمٍ رِعْلٌ وَذَكْوَانُ ،
Dari Anas ra, dia berkata, Nabi saw mengutus 70 laki-laki yang disebut sebagai penghafal Al Qur'an mereka dihadang oleh komunitas  Bani Sulaim, Rii’l dan Dzakwan,
عِنْدَ بِئْرٍ يُقَالُ لَهَا بِئْرُ مَعُونَةَ ، فَقَالَ الْقَوْمُ وَاللَّهِ مَا إِيَّاكُمْ أَرَدْنَا ، إِنَّمَا نَحْنُ مُجْتَازُونَ فِى حَاجَةٍ لِلنَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - ،
dekat sumur yang biasa disebut sumur Maunah. Mereka berkata, demi Allah bukan kamu yang kami inginkan, hanya saja kami sedang lewat untuk menunaikan kepentingan Rasulullah saw,
فَقَتَلُوهُمْ فَدَعَا النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - عَلَيْهِمْ شَهْرًا فِى صَلاَةِ الْغَدَاةِ ، وَذَلِكَ بَدْءُ الْقُنُوتِ وَمَا كُنَّا نَقْنُتُ .
Kaum itu membunuh mereka. Maka nabi saw memohon kecelakaan  bagi kaum tersebut selama satu bulan pada sholat shubuh, itulah awal mula qunut. صحيح البخارى - (ج 13 / ص 469)
Qunut pada sholat shubuh
            Mengenai qunut pada sholat shubuh, para ulama tersebut terpecah menjadi dua Firqah, yaitu yang membolehkan dan yang lain melarang. Mari kita lihat pendapat masing-masing firqah, serta mengkritisinya dengan pemahaman Ulumul Hadits, dan kemudian kita menetapkan pilihan mana yang kita sepakati, karena kita tidak boleh mengikuti sesuatu yang kita tidak punya pengetahuan, karena Allah swt telah berfirman :
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.(Al Israa : 36)
Imam Abu Hanifah Rahimahullah berkata :
إِذَا صَحَّ الْحَدِيْثُ فَهُوَ مَذْهَبِي
Jika hadits itu shohih itulah mazhabku.
لا يَحِلُّ لِأَحَدٍ أَنْ يَأْخُذَ بِقَوْلِنَامَالَمْ يَعْلَمْ مِنْ أَيْنَ اَخَذْ نَاهُ
Tidak halal bagi seseorang mengikuti perkataan kami bila ia tidak tahu dari mana kami mengambil sumbernya.
Imam Syafe'i Rahimahullah berkata :
Bila kalian menemukan sesuatu dalam kitabku yang berlainan dengan hadits Rasulullah saw, peganglah hadits Rasulullah tersebut dan tinggalkanlah pendapatku.


Dalil yang digunakan golongan yang membolehkan Qunut shubuh
Hadits pertama
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ يَعْنِي الرَّازِيَّ عَنِ الرَّبِيعِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ مَا زَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْنُتُ فِي الْفَجْرِ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا
Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw tidak meninggalkan qunut pada sholat shubuh sampai ia meninggalkan dunia. (HR Ahmad)
حديث أن النبي  صلى الله عليه وسلم قَنَتَ شَهْرًا يَدْعُوْا عَلَى قَاتِلِي أَصْحَابِهِ بِبِئْرِ مَعُوْنَةَ ثُمَّ تَرَكَ فَأَمَّا فِي الصُّبْحِ فَلَمْ يَزَلْ   يَقْنُتُ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا
 ( الدارقطني من حديث عبيد الله بن موسى عن أبي جعفر الرازي عن الربيع بن أنس عن أنس)
Nabi Saw pernah berdoa qunut selama satu bulan, yaitu mendoakan (kecelakaan) atas orang-orang yang membunuh shohabat – shohabatnya di Bir Mau'nah, kemudian beliau berhenti. Adapun sholat shubuh maka beliau tak putus-putus berqunut, sehingga beliau meninggal dunia. (HR Daruqutnie)
Penjarahan terhadap rawi :
Abu Ja'far Ar Razi أبي جعفر الرازي
Imam Ibnu Taimiyah berkata, Ia itu tukang pemalsu hadits.
Riwayat Baihaqi
حدثنا أحمد بن إسحاق بن بهلول حدثنا أبي حدثنا عبيد الله بن موسى ح وحدثنا أبو بكر النيسابوري حدثنا أحمد بن يوسف السلمي ثنا عبيد الله بن موسى ثنا أبو جعفر الرازي عن الربيع بن أنس عن أنس ثم أَنَّ النبي  صلى الله عليه وسلم  قَنَتَ شَهْرًا يَدْعُوْا عليهم ثم تركه وأما في الصبح فلم يزل   يقنت حتى فارق الدنيا
Hadits kedua
عن الربيع بن أنس قال قال رَجُلٌ لِأَنَسْ بِنَ مَالَكٍ   أَقَنَتَ رَسُوْلُ  اللهِ  صلى الله عليه وسلم  شَهْرًا يَدْعُوْ عَلَى حَيٍّ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ قَالَ فَزَجَرَهُ أَنَسْ وَقَالَ مَا زَالَ رَسُوْلُ اللهِ  صلى الله عليه وسلم  يَقْنُتُ فِي الصُّبْحِ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا
Dari Rabi' ia berkata, seorang laki-laki pernah bertanya kepada Anas bin Malik, betulkah Rasulullah saw pernah berqunut selama satu bulan, yaitu bendoakan kecelakaan untuk satu kabilah dari bangsa Arab? Berkata (Rab’i) lalu Anas menegur dia dengan keras sambil berkata, tidak putus-putus Rasulullah saw berqunut di sholat shubuh sehingga beliau meninggal dunia. (HR Ishaq bin Rawaheh)
Penjarahan terhadap rawi :
Abu Ja'far Ar Razi أبي جعفر الرازي
Imam Ahmad berkata, ia itu tidak kuat ليس بالقوي
Hadits ketiga
رواه الحسن بن سفيان عن جعفر بن مهران عن عبد الوارث عن عمرو عن الحسن عن أنس قال صليت مع رسول الله  صلى الله عليه وسلم  فلم يزل   يقنت في صلاة الغداة  حتى فارقته وخلف أبي بكر كذلك وخلف عمر كذلك وغلط بعضهم فصيره عن عبد الوارث عن عوف فصار ظاهر الحديث الصحة وليس كذلك بل هو من رواية عمرو وهو بن عبيد رأس القدرية ولا يقوم بحديثه حجة
Dari Anas bin Malik, ia berkata, saya sholat di belakang Rasulullah saw , maka beliau tak putus-putusnya  berqunut di sholat pagi  sehingga saya berpisah dengan beliau. Dan saya pun bermakmum di belakang Abu Bakar, ia berqunut, dan begitu pun di belakang Umar beliau berqunut. (HR Al Hassan Bin Sufyan)
Penjarahan terhadap rawi :
Amir bin Ubaid عمرو
Imam Ahmad, Ibnu Aun, Ibnu main, Nasai, berkomentar, tukang dusta dan tukang pemalsu hadits, pemimpin Qodariyah. Qodariyah adalah firqah yang berpendapat Allah tidak mengetahui sesuatu sebelum sesuatu itu terjadi.
Hadits keempat
روى الحاكم في المستدرك من طريق عبد الله بن سعيد المقبري عن أبيه عن أبي هريرة قال كان رسول الله  صلى الله عليه وسلم إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوْعِ فِي صَلاَةِ الصُّبْحِ فِي الرَّكَعَةِ الثَانِيَةِ رَفَعَ يَدَيْهِ   فَيَدْعُوْ بِهَذَا الدُّعَاءِ  اللهم اهدني فيمن هديت وعافني فيمن عافيت وتولني فيمن توليت وبارك لي فيما أعطيت وقني شر ما قضيت
Dari Abu Hurairah ia telah berkata, adalah Rasulullah saw apabila mengangkat kepalanya dari ruku sholat shubuh pada rakaat yang kedua, beliau mengangkat kedua tangannya lalu berdoa dengan doa. اللهم اهدني فيمن هديت وعافني فيمن عافيت وتولني فيمن توليت وبارك لي فيما أعطيت وقني شر ما قضيت
Penjarahan terhapat Rawi :
عبد الله بن سعيد المقبري Abdullah bin Said al Maqbarie, Imam Ahmad, Ibnu Main, Yahya bin said mereka berkomentar, ia itu dhoifun.
Hadits kelima
رواه البيهقي من طرق أحدها عن بريد بالموحدة والراء تصغير برد وهو ثقبة بن أبي مريم        سمعت ابن الحنفية  وابن عباس يَقُوْلَانِ كَانَ النبي صلى الله عليه وسلم يَقْنُتُ فِي صَلاَةِ الصُّبْحِ ووِتْرِ اللَّيْلِ بِهَؤُلاَءِ الْكَلِمَاتِ وَفِي إسْنَادُهُ مَجْهُول وروى من طريق أخرى وهي التي ساق المصنف لفظها عن ابن جريج بلفظ يعلمنا دعاء ندعو به في القنوت من صلاة الصبح وفيه عبد الرحمن بن هرمز ضعيف
Buraid bin Abi Maryam berkata, saya pernah mendengar dari Abu Hanafiah dan Ibnu Abbas, keduanya itu  berkata, adalah nabi saw itu selamanya berqunut pada sholat shubuh, dan pada sholat witir pada waktu malam dengan doa itu.
Penjarahan terhadap Rawi :
عبد الرحمن بن هرمز Abdurrahman Bin Hirmaz
Imam Ibnu Hajar telah melemahkannya.

Hadits keenam
حدثنا أبو بكر قال حدثنا يحيى بن سعيد عن العَوَّامُ بْنُ حَمْزَة َقَالَ   سَأَلْتُ اَبَا عُثْمَانَ  عَنْ الْقُنُوْتِ فَقَالَ بَعْدَ الرُّكُوْعِ فَقُلْتُ عَمَّنْ فَقَالَ عَنْ أَبِي بَكْرٍ وَعُثْمَانَ 
Dari Awwam bin Hamzah, ia berkata, saya bertanya kepada Abu Utsman perihal qunut shubuh. Ia berkata, sesudah rukuk, kemudian ia berkata, dari mana keterangan itu, jawabnya, dari Abu Bakar, Umar, dan Utsman. (HR Baihaqi)
Hadits ketujuh
حدثنا هشيم قال أخبرنا علي بن زيد قال أخبرنا أبو عثمان النهدي قال   صليت خلف عمر  بن الخطاب صلاة الصبح فقنت قبل الركوع    
Telah berkata Abu Utsman An Nahdih, aku sholat di belakang Umar bin Khothab pada sholat shubuh, dan ia berqunut sebelum rukuk. (HR Abi Syaibah)
Hadits kedelapan
قال الشافعي رحمه الله تعالى حكى عدد صلاة النبي  صلى الله عليه وسلم  الجمعة فما علمت أحدا منهم حكى أنه قنت فيها إلا أن تكون دخلت في جملة قنوته في الصلوات كلهن حين   قنت على  قتلة أهل بئر معونة ولا قنوت في شيء من الصلوات إلا الصبح
Ali melakukan qunut ketika untuk Ahlul Bir Maunah yang terbunuh, dan ia tidak melakukan qunut pada setiap sholat kecuali sholat shubuh.
Hadits kesembilan
قال البيهقي رواة القنوت بعد الرفع أكثر وأحفظ وعليه درج الخلفاء الراشدون وروى الحاكم أبو أحمد في الكنى عَنْ الْحَسَنُ البَصْرِيُ قَالَ صَلَيْتُ خَلْفَ ثَمَانِيَةٍ وَعِشْرِيْنَ بَدَرِيًا   كُلُّهُمْ يَقْنَتُ  فِي الصُّبْحِ بَعْدَ الرُّكُوْعِ وإسناده ضعيف
Telah berkata Hassan Al Basri, saya pernah sholat di belakang dua puluh shohabat yang pernah turut perang badar, semuanya itu adalah berqunut pada sholat shubuh sesudah rukuk. (تلخيص الحبير )
وروى الحاكم أبو أحمد في الكنى عن الحسن البصري قال صليت خلف ثمانية وعشرين بدريا   كلهم يقنت  في الصبح بعد الركوع      قال الحافظ وإسناده ضعيف
(نيل الأوطار)
Abu Ahmad telah dilemahkan oleh Imam Ibnu Hajr Al Asqolani.
Dalil yang digunakan golongan yang melarang qunut shubuh
حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَنَتَ شَهْرًا ثُمَّ تَرَكَهُ
Dari Anas bin Malik ia berkata, bahwasanya nabi saw berqunut selama satu bulan kemudian ia meninggalkannya. (HR Muslim)
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ حَدَّثَنَا عَاصِمٌ الْأَحْوَلُ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَنَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَهْرًا حِينَ قُتِلَ الْقُرَّاءُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَزِنَ حُزْنًا قَطُّ أَشَدَّ مِنْهُ
Dari Anas bin Malik ia berkata, bahwa nabi saw pernah berqunut selama satu bulan, yaitu ketika para sahabat yang hafal qur'an terbunuh, dan saya tidak pernah melihat beliau sangat berduka cita. (HR Bukhari)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاوِيَةَ الْجُمَحِيُّ حَدَّثَنَا ثَابِتُ بْنُ يَزِيدَ عَنْ هِلَالِ بْنِ خَبَّابٍ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَنَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَهْرًا مُتَتَابِعًا فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ وَصَلَاةِ الصُّبْحِ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ إِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ مِنْ الرَّكْعَةِ الْآخِرَةِ يَدْعُو عَلَى أَحْيَاءٍ مِنْ بَنِي سُلَيْمٍ عَلَى رِعْلٍ وَذَكْوَانَ وَعُصَيَّةَ وَيُؤَمِّنُ مَنْ خَلْفَهُ
Ibnu Abbas berkata, Rasulullah saw pernah berqunut selama satu bulan berturut-turut, pada sholat zhuhur, ashar, maghrib, isya, dan shubuh, di akhir tiap-tiap sholat sesudah berkata sami Allahu liman hamidah, yaitu di rakaat yang akhir. Ia mendoakan kecelakaan atas suku Bani Sulaim, yaitu Rii'l Dazkwan, Ushaiyah, dan Makmun kemudian yang di belakang beliau mengaminkan. (HR Abu Daud).
أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ خَلَفٍ وَهُوَ ابْنُ خَلِيفَةَ عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْجَعِيِّ عَنْ أَبِيهِ قَالَ صَلَّيْتُ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يَقْنُتْ وَصَلَّيْتُ خَلْفَ أَبِي بَكْرٍ فَلَمْ يَقْنُتْ وَصَلَّيْتُ خَلْفَ عُمَرَ فَلَمْ يَقْنُتْ وَصَلَّيْتُ خَلْفَ عُثْمَانَ فَلَمْ يَقْنُتْ وَصَلَّيْتُ خَلْفَ عَلِيٍّ فَلَمْ يَقْنُتْ ثُمَّ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنَّهَا بِدْعَةٌ
Dari Abu Malik Al Asyja'ie, ayah saya pernah berkata, aku pernah sholat di belakang Rasulullah saw, maka beliau tidak perqunut, dan aku pernah sholat di belakang Abu Bakar dan ia tidak berqunut, dan aku pernah sholat di belakang Umar ia tidak pernah berqunut, dan aku pernah sholat di belakang Usman dan ia pun tidak berqunut, dan aku pernah sholat di belakang Ali dan ia pun tidak qunut. Kemudian dia (ayah saya berkata), hai anakku (qunut) itu bid'ah. (HR Nasai)
رواه البزار وابن أبي شيبة والطبراني والطحاوي كلهم من حديث بن مسعود أنه قال لم يقنت رسول الله  صلى الله عليه وسلم  في الصبح الا شهرا ثم تركه ثم لم يقنت قبله ولا بعده وقال روى الخطيب في كتاب القنوت عن أنس ان النبي  صلى الله عليه وسلم    كَانَ لاَ يَقْنُتُ  اِلَّا إِذَا دَعَا لِقَوْمٍ أَوْ دَعَا عَلَيْهِمْ
Diriwayatkan aleh Al Bazar, Ibnu Abi Syaibah, Thobrani, At Thahawi, semuanya dari hadits Ibnu Mas'ud, ia berkata, Rasululah saw tidak berqunut kecuali satu bulan, kemudian beliau meninggalkannya, tidak berqunut sesudahnya atau sebelumnya. Telah berkata dalam riwayat Al Khatib, dalam kitab qunutnya, dari Anas, sesungguhnya nabi saw tidak pernah qunut, kecuali mendoakan kebaikan atau kecelakaan atas suatu kaum. (Syarah Sunnan Ibnu Majah)
أخبرنا أبو عبد الله الحافظ أخبرني أبو الحسن العنزي ثنا عثمان بن سعيد ثنا موسى بن إسماعيل ثنا همام عن قتادة عن أبي مجلز قال ثم صَلَيْتُ مَعَ بْنِ عُمَرَ صَلاَةِ الصُّبْحِ فَلَمْ يَقْنُتُ فَقُلْتُ لاِبْنِ عُمَرَ لا   أَرَاكَ تَقْنُتُ  قَالَ لاَ أَحْفُظُهُ عَنْ أَحَدٍ مِنْ أَصَحَابِنَا
Abu Mijaz telah berkata, saya pernah sholat berserta Ibnu Umar pada sholat shubuh, maka ia tiada berqunut. Lalu saya bertanya kepadanya, mengapa saya tidak lihat tuan berqunut? Ia menjawab, saya tidak mendapatkan berita dari seorang shahabat pun. (HR Baihaqi)
وروى ابن خزيمة في صحيحه من طريق سعيد عن قتادة عن أنس أن النبي صلى الله عليه وآله وسلم لم يقنت إلا إذا دعا لقوم أو دعا على قوم فاختلفت الأحاديث عن أنس واضطربت فلا يقوم لمثل هذا حجة انتهى      إذا تقرر لك هذا علمت أن الحق ما ذهب إليه من قال إن القنوت مختص بالنوازل وإنه ينبغي ثم نزول النازلة أن لا تخص به صلاة دون صلاة      وقد ورد ما يدل على هذا الاختصاص من حديث أنس ثم ابن خزيمة في صحيحه وقد تقدم ومن حديث أبي هريرة ثم ابن حبان بلفظ   كان لا يقنت  إلا أن يَدْعُوْ لِأَحَدٍ أَوْ يَدْعُوْ عَلَى أَحَدٍ  (Nailul Author, juz 2 hal 396)
Abu Hurairah berkata, bahwa nabi saw tak pernah berqunut pada sholat shubuh melainkan apabila ia mendoakan (kebaikan) atas seseorang, atau mendoakan kecelakaan atas seseorang. (HR Ibnu Khuzaimah)
وعن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان لا يقنت في صلاة الفجر إلا إذا دعا لقوم أو دعا على قوم رواه سعيد (المغني Juz I hal 450)
Abu Hurairah berkata, bahwa nabi saw tak pernah berqunut pada sholat shubuh melainkan apabila ia mendoakan (kebaikan) atas suatu kaum, atau mendoakan kecelakaan atas suatu kaum. (HR Sa'id bin Manshur)
عن عروة الهمذاني عن الشعبي قال لَمَّا قَنَتَ عَلِيٌّ فِي صَلاَةِ الصُّبْحِ   أَنْكَرَ ذَلِكَ النَّاسِ  فَقَالَ عَلِيٌّ إِنَّمَا اِسْتَنْصَرْنَا عَلَى عَدُوِّنَا (المغني Juz I hal 450)
Telah berkata Syabie, ketika Ali berqunut pada sholat shubuh, maka orang-orang menegurnya. Maka ia berkata, sesungguhnya kami melakukan ini untuk minta pertolongan kepada Allah untuk mencelakakan musuh kami. (HR Sa'id bin Manshur)
            Qunut Shubuh terjadi dalam sejarahnya adalah banyak kaum muslimin (terutama para Huffaz) yang terbunuh oleh kaum musyrikin di Bir Maunah, maka Rasulullah mendoakan keburukan kepada kaum musyrikin itu terus-menerus dalam sholat selama satu bulan.
            Dari dua pendapat di atas, pendapat kedualah yang dipilih karena berdasarkan pemahaman keilmuan, pendapat kedua lebih rajih (kuat). Jika kita masukkan kaedah ushul, الْحُكْمُ يَدُوْرُ مَعَ الْعِلَّةِ وُجُوْدًا وَ عَدَمًا
Hukum itu berputar bersama illatnya (sebab) dalam mewujudkan dan meniadakan hukum. Maka pendapat firqah pertama tertolak disebabkan illat hukumnya tidak dipenuhi, yaitu bencana besar yang dialami oleh kaum muslimin. Dan kalaupun ada bencana atau mendoakan kebaikan, tidak dilakukan terus-menerus.
Kesimpulan
Qunut Nazilah dilakukan pada raka'at akhir setiap sholat fardhu, setelah sami'allhu liman hamidah, dilakukan jika ada musibah yang menimpa kaum muslimin. Sedangkan untuk doa qunut shubuh yang dilakukan terus-menerus tanpa adanya musibah yang dapat menggoncang kaum muslimin, maka perbuatan itu adalah perbuatan yang baru .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar